Sabtu, 03 September 2022

 

ANTARA KPOP DAN GAYA HIDUP

 

Di era globalisasi seperti sekarang ini, budaya yang berasal dari luar negeri dapat dengan mudahnya masuk dan berkembang di Indonesia. Bahkan tidak hanya anak muda, orang dengan usia 30 tahun keatas pun turut merasakan dan menikmati dampak dari masuknya berbagai jenis budaya dari luar neger. Saat ini kebudayaan luar yang banyak digandrungi masyarakat adalah budaya Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan Kpop. Budaya Korea mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000 - an yang dipelopori oleh salah satu drama Korea berjudul Endless Love. Namun, tayangnya drama tersebut belum dapat dikatakan sebagai masuknya budaya Kpop di Indonesia bahkan sebagian masyarakat ada yang beranggapan bahwa serial drama tersebut berasal dari China. Budaya Korea semakin berkembang di Indonesia dengan populernya beberapa boyband dan girlband dari negeri ginseng itu seperti Super Junior, Girls Generation, Bigbang, 2NE1, Wonder Girls, 2 PM, dan masih banyak lagi. Istilah Kpop pun mulai digunakan saat itu yang bermakna musik pop yang berasal dari Korea Selatan. Dampak masuknya budaya Kpop cukup besar dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Sekitar tahun 2011 – 2014, lahirlah nama Smash, Cherrrybelle, Seven Icon, XO – IX, Coboy Junior, dll yang merupakan boyband dan girlband lokal asal Indonesia. Meskipun eksistensi mereka tidak bertahan lama, hal tersebut menunjukkan dampak Kpop yang besar sehingga industri musik di Indonesia berani untuk membentuk boyband dan girlband yang ciri khas nya mirip dengan boyband dan girlband Korea yakni ciri khas menyanyi sambil menari di atas panggung.

Hingga saat ini, penggemar Kpop masih bertahan bahkan semakin banyak jumlahnya di berbagai daerah. Perkembangan Kpop di Indonesia juga seiring dengan berkembangnya berbagai media sosial seperti Instagram, twitter, dan tiktok yang seakan ikut mendukung perkembangan budaya Kpop di Indonesia. Mudahnya akses ke berbagai sosial media membuat penggemar Kpop membludak dari Sabang sampai Merauke yang tentunya membawa beberapa dampak terutama dalam gaya hidup remaja Indonesia. Dampak utamanya adalah menciptakan budaya konsumtif pada remaja dengan cara membeli barang yang berbau Kpop seperti aksesoris, album, poster, photocard, dan masih banyak lagi. Barang – barang tersebut dijual dengan harga yang cukup menguras kantong anak – anak remaja apalagi jika mereka lebih suka membeli official merchandise artis idola mereka. Bahkan, ada photocard Kpop yang dijual dengan harga hingga jutaan rupiah dengan alasan bahwa photocard tersebut termasuk photocard langka dan tidak banyak yang menjual.

Selain menciptakan sifat konsumtif pada remaja, kecintaan terhadap budaya korea khususnya Kpop memiliki dampak sosial. Kebanyakan dari mereka yang menyukai budaya Kpop ini akan menyelipkan beberapa kata atau listilah dalam Bahasa Korea dalam percakapan sehari – hari khususnya pada saat berbicara dengan sesama penggemar Kpop. Secara tidak sadar mereka sedang mengalami gejala imitasi yakni gejala dalam melakukan sebuah peniruan namun tidak secara keseluruhan. Menggunakan kata dalam bahasa korea pada saat berbicara selain bertujuan untuk lebih mengakrabkan diri dengan sesama penggemar Kpop juga untuk menunjukan eksistensi mereka kepada khalayak umum. Namun, hal ini juga dapat membawa dampak buruk pada remaja penggemar Kpop. Akan menjadi suatu kebiasaan jika hal ini terus dilakukan. Misalnya saja, karena sudah sering menggunakan kata dalam Bahasa Korea, bisa jadi tidak hanya dilakukan pada saat mereka berbicara dengan teman satu komunitasnya saja melainkan tidak sengaja dilakukan saat berbicara dengan orang lain yang akan membuat rasa tidak nyaman saat berbicara atau mungkin juga dicap sebagai remaja yang kurang sopan pada saat berbicara.

Menyukai seseorang atau sesuatu bukanlah hal yang salah. Sah – sah saja jika kita memiliki sebuah hobi atau kegemaran. Apalagi jika hobi tersebut dapat membantu kita dalam meringankan beban pikiran dan melepaskan penat. Kpop bisa membawa dampak yang positif bagi keseharian para penggemarnya. Setelah seharian berkutat dengan tugas sekolah, tugas kuliah, maupun beban tugas yang ada di tempat kerja membuat penggemar artis negeri ginseng ini mengisi daya energinya dengan melihat artis favoritnya menari atau mendengarkan suara merdu mereka dengan harapan keesokan harinya para penggemar Kpop ini dapat beraktivitas kembali dengan suasana hati yang lebih baik. Namun, perlu diperhatikan juga jika kegemaran ini jangan sampai mengganggu aktivitas utama kita sebagai seorang pelajar, mahasiswa, atau karyawan karena kita terlalu fokus pada hobi dan melalaikan kewajiban yang seharusnya lebih kita prioritaskan.