ANTARA KPOP DAN GAYA HIDUP
Di era globalisasi seperti sekarang ini, budaya yang
berasal dari luar negeri dapat dengan mudahnya masuk dan berkembang di
Indonesia. Bahkan tidak hanya anak muda, orang dengan usia 30 tahun keatas pun
turut merasakan dan menikmati dampak dari masuknya berbagai jenis budaya dari
luar neger. Saat ini kebudayaan luar yang banyak digandrungi masyarakat adalah budaya
Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan Kpop. Budaya Korea mulai masuk ke
Indonesia sekitar tahun 2000 - an yang dipelopori oleh salah satu drama Korea
berjudul Endless Love. Namun, tayangnya drama tersebut belum dapat dikatakan
sebagai masuknya budaya Kpop di Indonesia bahkan sebagian masyarakat ada yang
beranggapan bahwa serial drama tersebut berasal dari China. Budaya Korea
semakin berkembang di Indonesia dengan populernya beberapa boyband dan girlband
dari negeri ginseng itu seperti Super Junior, Girls Generation, Bigbang, 2NE1,
Wonder Girls, 2 PM, dan masih banyak lagi. Istilah Kpop pun mulai digunakan
saat itu yang bermakna musik pop yang berasal dari Korea Selatan. Dampak
masuknya budaya Kpop cukup besar dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Sekitar tahun 2011 – 2014, lahirlah nama Smash,
Cherrrybelle, Seven Icon, XO – IX, Coboy Junior, dll yang merupakan boyband dan
girlband lokal asal Indonesia. Meskipun eksistensi mereka tidak bertahan lama,
hal tersebut menunjukkan dampak Kpop yang besar sehingga industri musik di
Indonesia berani untuk membentuk boyband dan girlband yang ciri khas nya mirip
dengan boyband dan girlband Korea yakni ciri khas menyanyi sambil menari di
atas panggung.
Hingga saat ini, penggemar Kpop masih bertahan bahkan semakin
banyak jumlahnya di berbagai daerah. Perkembangan Kpop di Indonesia juga
seiring dengan berkembangnya berbagai media sosial seperti Instagram, twitter,
dan tiktok yang seakan ikut mendukung perkembangan budaya Kpop di Indonesia.
Mudahnya akses ke berbagai sosial media membuat penggemar Kpop membludak dari
Sabang sampai Merauke yang tentunya membawa beberapa dampak terutama dalam gaya
hidup remaja Indonesia. Dampak utamanya adalah menciptakan budaya konsumtif
pada remaja dengan cara membeli barang yang berbau Kpop seperti aksesoris,
album, poster, photocard, dan masih banyak lagi. Barang – barang tersebut
dijual dengan harga yang cukup menguras kantong anak – anak remaja apalagi jika
mereka lebih suka membeli official merchandise artis idola mereka. Bahkan, ada
photocard Kpop yang dijual dengan harga hingga jutaan rupiah dengan alasan
bahwa photocard tersebut termasuk photocard langka dan tidak banyak yang
menjual.
Selain menciptakan sifat konsumtif pada remaja,
kecintaan terhadap budaya korea khususnya Kpop memiliki dampak sosial. Kebanyakan
dari mereka yang menyukai budaya Kpop ini akan menyelipkan beberapa kata atau
listilah dalam Bahasa Korea dalam percakapan sehari – hari khususnya pada saat
berbicara dengan sesama penggemar Kpop. Secara tidak sadar mereka sedang mengalami gejala imitasi yakni gejala
dalam melakukan sebuah peniruan namun tidak secara keseluruhan. Menggunakan
kata dalam bahasa korea pada saat berbicara selain bertujuan untuk lebih
mengakrabkan diri dengan sesama penggemar Kpop juga untuk menunjukan eksistensi
mereka kepada khalayak umum. Namun, hal ini juga dapat membawa dampak buruk
pada remaja penggemar Kpop. Akan menjadi suatu kebiasaan jika hal ini terus
dilakukan. Misalnya saja, karena sudah sering menggunakan kata dalam Bahasa Korea,
bisa jadi tidak hanya dilakukan pada saat mereka berbicara dengan teman satu
komunitasnya saja melainkan tidak sengaja dilakukan saat berbicara dengan orang
lain yang akan membuat rasa tidak nyaman saat berbicara atau mungkin juga dicap
sebagai remaja yang kurang sopan pada saat berbicara.
Menyukai seseorang atau sesuatu bukanlah hal yang salah. Sah
– sah saja jika kita memiliki sebuah hobi atau kegemaran. Apalagi jika hobi
tersebut dapat membantu kita dalam meringankan beban pikiran dan melepaskan
penat. Kpop bisa membawa dampak yang positif bagi keseharian para penggemarnya.
Setelah seharian berkutat dengan tugas sekolah, tugas kuliah, maupun beban
tugas yang ada di tempat kerja membuat penggemar artis negeri ginseng ini
mengisi daya energinya dengan melihat artis favoritnya menari atau mendengarkan
suara merdu mereka dengan harapan keesokan harinya para penggemar Kpop ini
dapat beraktivitas kembali dengan suasana hati yang lebih baik. Namun, perlu
diperhatikan juga jika kegemaran ini jangan sampai mengganggu aktivitas utama
kita sebagai seorang pelajar, mahasiswa, atau karyawan karena kita terlalu
fokus pada hobi dan melalaikan kewajiban yang seharusnya lebih kita
prioritaskan.